Bimbingan & Pelatihan

PENGANTAR PELATIHAN CW

Oleh : YC6MYO (TOMMY)

 

PENDAHULUAN

Banyak amatir radio tidak pernah mencoba untuk belajar trampil berkomunikasi dengan moda CW dengan mengemukakan berbagai alasan. Antara lain; ”sulit”, ”jaman sudah canggih jadi tidak perlu CW lagi”, ”kita punya mulut untuk berbicara kenapa pakai di dit di dit segala”, ”sekarang bukankah CW sudah tidak dipakai lagi di berbagai dinas”.

Kecuali alasan ”sulit” semua alasan diatas dapat diterima akal, tetapi mengapa di jaman seperti sekrang ini yang serba canggih dan Hi Tech, para amatir radio masih menggemari komunikasi dengan CW bahkan ada kecenderungan peminatnya bertambah? Pasti ada sesuatu yang unik dan tidak didapatkan pada moda komunikasi yang lain yang tidak semuanya dapat dikemukakan dengan kata-kata sehingga mereka tetap menggemarinya.  Penulis sendiri 30 tahun yang lalu memakai moda phone sebagai moda utama dalam komunikasi radio tetapi sejak mendalami CW sekarang hampir 90% memakai moda CW untuk komunikasi pada HF bahkan beberapa tahun yang silam tidak jarang juga memakai moda CW untuk komunikasi di UHF via satelit. Penulis sarankan agar anda mencoba terlebih dahulu dan kemudian mempertimbangkan untuk menggunakan CW, jika anda serius dengan kegemaran yang namanya amatir radio ini.

Berikut ini beberapa keunikan moda komunikasi dengan CW:

  1. CW mempergunakan bandwidth yang sempit dan karenanya penggunaan daya pancar (transmitting power) menjadi sangat efisien dan efektip, sehingga tidak mengherankan para CWer tidak memerlukan power yang besar untuk berkomunikasi lintas benua, dan semakin banyak orang yang dapat mempergunakan suatu rentang frekwensi.
  2. Peralatan yang diperlukan untuk memancarkan sinyal CW sangat sederhana sehingga dalam keadaan darurat dimana moda komunikasi yang lain sudah tidak dapat dipergunakan CW masih dapat berfungsi untuk menyampaikan berita.
  3. Karena yang dipancarkan adalah sinyal pembawa (carrier) saja dan tidak dimodulir maka dalam keadaan gangguan komunikasi (QRM) yang berat, berita masih dapat diterima dengan baik. Umumnya dikala orang sudah tidak dapat mempergunakan moda SSB untuk berkomunikasi karena gangguan moda CW masih berlangsung dengan baik.
  4. Menguasai ketrampilan berkomunikasi dengan CW berarti kita dapat berkomunikasi dengan bahasa yang baru yang universal, dan merupakan suatu kepuasan tersendiri bagi pemakainya.
  5. Karena untuk berkomunikasi dengan CW yang diperlukan adalah jari maka mulut kita dapat melakukan pekerjaan lain seperti makan, minum dan lainnya, hal mana tidak dapat dilakukan jika kita mempergunakan moda SSB, tidak mengherankan semakin banyak kontester senior lebih menyukai moda CW ketimbang moda lainnya karena mereka tidak perlu berhenti sejenak dari kontes yang mereka ikuti hanya untuk makan.
  6. Dikala bencana terjadi komunikasi canggih tidak dapat berfungsi, menunggu perbaikan yang memakan waktu lama, tetapi CW dapat berfungsi dalam waktu yang sangat singkat.
  7. Bagi penggemar DX, akan lebih mudah mendapatkan stasiun langka.

Masih banyak lagi alasan lain yang dapat dikemukakan tetapi beberapa alasan diatas cukuplah untuk memberikan motivasi bagi kita untuk mencoba moda yang unik ini.

Belajar berkomunikasi dengan CW adalah belajar suatu bahasa yang baru yang universal (dapat dimengerti oleh semua orang) yaitu bahasa yang terdiri dari bunyi panjang dan pendek serta gabungannya karena itu kita harus bertolak dari titik itu bukan dari bagan bagan titik garis yang sering kita lihat dibuat orang. Lupakan bagan itu dan mulailah dengan mengenal bunyi yang mempunyai arti dan itulah kuncinya, karena jika kita sudah dapat mengenal bunyi dan irama maka kita sudah setengah menguasai CW.

Yang paling penting adalah “mari segera mulai” dengan modal yang sudah ada pada diri kita yaitu kuping kita. Tidak perlu menunggu sampai kita punya kunci ketuk atau electronic keyer dsb karena hal hal tersebut dapat kita lengkapi sambil jalan.

Hal yang lain yang perlu diingat adalah keliru kalau kita menganggap mengirim lebih mudah daripada menerima, malah sebaliknya. Contohnya kita akan sulit mengerti apa yang dikatakan oleh seorang anak kecil yang baru belajar berbicara, karena kata katanya kurang jelas. Berbeda dengan jika kita berkomunikasi dengan orang dewasa yang sudah lancar berbicara, kita tidak akan kesulitan mengetahui apa yang ingin disampaikannya. Sama halnya dengan CW jika kita tidak mengirim dengan irama dan spasi yang benar maka sipenerima kan sulit untuk mengerti apa yang kita kirim.

Menurut pengalaman penulis, latihan selama seminggu (7 hari) sehari latihan selama 1,5 jam secara rutin, cukup bagi seseorang untuk dapat mengenal semua karakter dan siap untuk berkomunikasi dengan kecepatan 7 WPM, tetapi dengan 3 bulan latihan, seseorang akan dapat terjun di arena CW dengan penuh percaya diri. Maka dari itu, rekan amatir yang sudah lanjut usia sekalipun, pintu masih terbuka lebar untuk mulai berkomunikasi dengan moda CW.

MENDENGARKAN

Langkah awal dalam mempelajari CW adalah MENDENGARKAN.

Langkah ini merupakan langkah yang terpenting, yang jauh lebih penting dari belajar mengetuk, karena seseorang tidak akan dapat mengetuk (mengirim) dengan baik apabila dia belum paham benar bagaimana bunyi sebenarnya yang harus dia buat dengan ketukannya. Demikian pula apabila seseorang sudah dapat membaca kode morse dengan baik, berarti kesiapannya sudah lebih dari sembilan puluh lima persen didalam berkomunikasi dengan CW/kode Morse.

Kebutuhan bagi seorang amatir radio, pada tahap awal hanyalah untuk sekedar QSO dengan rekan amatir lain dan untuk meraih berbagai nugraha. Jika demikian, ketrampilan yang dibutuhkan minim sekali, sehingga dapat dipelajari dalam waktu singkat.

QSO dengan menggunakan kode Morse adalah sesuatu yang sangat mengasyikkan. Menurut pengamatan penulis, seorang amatir radio yang sudah sekali terjun dalam arena ini akan segan untuk pergi ke phone karena asyiknya. Salah satu penyebabnya adalah kita tidak mengalami kesulitan didalam berkomunikasi dengan siapapun karena halangan bahasa.

Kalimat-kalimat yang lazim digunakan dalam QSO seorang amatir radio tidak banyak variasinya, seakan-akan susunan kalimatnya cenderung baku. Untuk QSO biasa, hanya berisi: pendahuluan, signal report, nama, QTH dan penutup.

Susunan kalimat yang sering dipergunakan adalah sebagai berikut, misalnya stasiun yang

dihubungi adalah OK2EJ :

OK2EJ DE YC6MYO

TNX FER UR CALL BT

UR RST IS 599 5NN BT

MY NAME IS TOM TOM BT

MY QTH IS MEDAN MEDAN BT

HW? AR

OK2EJ DE YC6MYO KN

Perhatikan contoh tersebut di atas, kata-kata yang penting diketuk berulang. Setelah dia menjawab, maka bilamana tidak dikehendaki suatu QSO yang panjang dapat langsung diakhiri dengan mengetuk kalimat-kalimat penutup, misalnya :

OK2EJ DE YC6MYO BT

DR RUDY

TNX FB QSO BT

QSL VIA BURO BT

HPE CUAGN AR

OK2EJ DE YC6MYO 73 ES GB SK

Bila stasiun tersebut YL, maka sebagai penutup sering mereka tambahkan 88 (love & kisses). Apabila diinginkan QSO lebih panjang, maka sebelum penutup dapat disisipkan satu transmisi lagi untuk memberikan working condition dan cuaca, misalnya:

OK2EJ DE YC6MYO

MY RIG IS KENWOOD TS 440, 100 WATTS BT

MY ANT IS DP, 20M BT

WX IS FINE, TEMP IS 28C BT

HW? AR

OK2EJ DE YC6MYO KN

Kalimat-kalimat tersebut seakan–akan merupakan standard. Variasi individual hanyalah sedikit saja, sehingga dapat dengan mudah dihafalkan.

Cara menghafalnya dapat dilakukan dengan jalan mengetuk sendiri dan merekamnya serta memutar ulang lagi. Apabila rekaman diputar ulang, maka dalam 100 kali ulangan sudah hafal.

Catatan: yang digaris bawahi diketuk tanpa spasi

Kunci mempelajari Morse dengan mudah dan efektif adalah :

MENGHAFAL IRAMA BUNYI SEPERTI MENGHAFAL LAGU

Hilangkan dari ingatan bahwa huruf terdiri atas TITIK dan GARIS. Deretan bunyi dit dan dah didengar sebagai suatu kesatuan yang utuh, merupakan “suara huruf”. Suara didadah adalah suara huruf W, suara dadah adalah suara huruf M, suara dadidadah adalah suara huruf Y dan sebagainya.

Susunan kalimat pada contoh tersebut dinikmati sebagai suatu nyanyian. Tiap kata dari kalimat tersebut dianggap sebagai bagian dari suatu lagu. Seseorang dapat menghafalkan “lagu” tersebut di atas sambil mandi, ataupun dalam perjalanan waktu berangkat kerja atau pulang kerja. Bila sudah hafal, maka bila ada orang lain yang mengetuk demikian, maka segera tahu itu lagu apa.

Setelah hafal satu lagu, selanjutnya kalimat dapat diubah-ubah dengan berbagai macam variasi. Misalnya CUAGN menjadi CUL, GL diganti dengan GD DX, ditambah dengan kalimat DR OM GM dan sebagainya, kemudian lagu baru tadi dihafal kembali. Selanjutnya dapat ditambah dengan ucapan MERRY XMAS ES HPY NEW YEAR dan sebagainya. Dengan disertai peningkatan kecepatan pengiriman secara bertahap.

Untuk melengkapi berbagai variasi yang diperlukan, dapat dilakukan dengan monitoring pada radio terhadap stasiun-stasiun yang sedang QSO. Menurut pengalaman, variasi yang ada tidaklah banyak, hanya beberapa kata saja yang diubah-ubah (kecuali komunikasi rag chewing/ngobrol).

Hafalan berikutnya yang perlu dikerjakan adalah prefix dari berbagai DXCC entities. Ini dapat dilakukan dengan metode yang sama dengan di atas, yaitu dengan merekam ketukan sendiri beberapa puluh callsign dari berbagai entities (Negara).

Selanjutnya bila seseorang telah dapat menghafal lagu-lagu tersebut pada kecepatan yang cukup tinggi, sekitar 10-15 WPM, maka berarti sudah siap untuk terjun ke arena yang lebih menantang.

Kesiapan kita untuk terjun ke lapangan dapat dilakukan dengan mendengarkan stasiun-stasiun yang sedang mengadakan QSO.

KODE Q DAN SINGKATAN

Karena QSO dengan moda CW relatif lebih lambat, maka kalimat-kalimat diusahakan seringkas mungkin ditambah pula dengan penggunaan singkatan-singkatan dan kode Q. Kode Q ini dimaksudkan untuk menyingkatkan pertanyaan atau pemberitahuan tetapi ia juga bermanfaat sekali bagi para operator yang kurang paham bahasa Inggris.

Jumlah kode Q menurut Radio Regulation banyak sekali, tetapi dalam praktek sehari-hari QSO diantara rekan amatir hanya beberapa kode Q saja yang mereka sering pergunakan, antara lain:

QRL – Sibuk

QRM – Gangguan signal lain

QRN – Gangguan Udara (statik)

QRQ – Mempercepat ketukan (misalnya QRQ 20)

QRS – Memperlambat ketukan (misalnya QRS 8)

QRT – Berhenti mengirim (memancar)

QRU – Sesuatu untuk saya/tidak ada sesuatu

QRV – Siap bekerja

QRX – Saya akan panggil anda lagi

QRY – Giliran

QRZ – Siapa yang memanggil

QSB – Signal fading (naik-turun)

QSL – Konfirmasi QSO

QSO – Berkomunikasi (secara langsung)

QSY – Pindah frekuensi

QTH – Posisi (bukan rumah kita)

QSO dalam CW, kalimatnya disusun sependek mungkin, misalnya : “DO YOU WORK ON

40 METER” diketuk sebagai “QRV 40M ?

Selain itu digunakan pula singkatan dan tanda seperti misalnya :

ADS – Alamat (atau dapat juga ADR)

AGN – lagi

ANT – Antena

CL – Menutup stasiun

CLBK – Callbook

CUL – (see you later) Sampai jumpa di lain kesempatan

CUAGN – (see you again) Sampai jumpa lagi

DE – Dari/disini (this is)

DP – Dipole

DR – Dear

EL – Elemen

ES – Dan

FB – Fine Business

FER – Untuk

FREQ – Frekuensi

GB – Good bye

GE – Good Evening

GL – Good luck

GM – Good morning

GN – Good night

HW – Bagaimana penerimaan anda (HW COPY? atau bisa juga HW?)

NW – Sekarang

NR – Near atau Nomor

OK – Setuju (itu benar)

OP – Operator

OM – Old man (panggilan untuk laki-laki)

PSE – Silahkan/mohon

PWR – Power

R – Roger

RPT – Ulangi

RST – Readability, Signal Strength dan Tone

RX – Receiver

TEMP – Temperature

TNX – Terimakasih (sering digunakan pula TU)

TRX – Transceiver (sering juga digunakan RIG)

TX – Transmitter

UR – Your

VY – Very

W – West, watt

WX – Cuaca

YL – Young Lady

XYL – Ex Young Lady

Sering juga kita mendengar dibelakang suatu callsign ada tambahan huruf, misalnya . . ./M = mobile (bergerak, dan tidak harus di mobil), . . /MM = maritim mobile (bergerak diperairan), , . . /P = portable, . . . /NCS (Net control station) dan sebagainya.

Tanda berikut ini dikirim dengan tanpa spasi (tidak dipisah) kecuali BK:

AR – Akhir transmisi (didadidadit)

AS – Tunggu (didadididit)

BK – Selang suatu transmisi (break)

BT – Tanda pisah (dadidididah)

K – Silahkan memanggil (siapa saja boleh panggil)

KA – Perhatian (dadidadidah)

KN – Silahkan kembali hanya satu stasiun yang dituju (dadidadadit)

SN – Mengerti (didididadit)

SK – Sebagai penutup QSO (didididadidah)

 

SIGNAL MARABAHAYA

Beberapa signal marabahaya dan tanda penting yang harus diingat oleh rekan amatir, walaupun kita selalu berdoa agar kita tidak pernah mengetuknya :

SOS SOS SOS DE … – Signal marabahaya, dikirim oleh stasiun yang berada dalam keadaan marabahaya.

DDD DDD DDD DE … – Penerusan berita marabahaya, dikirim oleh stasiun yang tidak dalam marabahaya.

TTT TTT TTT DE … – Signal penyelamatan, diketuk sebelum suatu warning cuaca untuk keselamatan navigasi.

XXX XXX XXX DE … – Signal urgen

MEMULAI PANGGILAN UMUM

Sebelum mulai memanggil, maka langkah awal tentu saja mencari frequensi yang menguntungkan dimana kita dapat mendengarkan mereka dengan tanpa gangguan. Hal lain yang penting dalam memilih frekuensi adalah kemampuan menebak frekuensi mana yang bebas dari gangguan bagi lawan komunikasi. Hal ini dapat dicari-cari dengan pindah frekuensi bila perlu.

Untuk bekerja pada mode CW dengan tenang, sebaiknya pesawat yang digunakan

dilengkapi dengan CW filter. Di pasaran banyak dijual berbagai macam filter yang cocok dengan perangkat kita. Ada yang mempunyai kelebaran 500 Hertz ada yang 200 Hertz. Bagi radio generasi baru (yang sudah menggunakan IF DSP) filternya tidak perlu dibeli lagi tetapi cukup diset melalui software (menu) pada radio sehingga dapat dipilih yang paling enak untuk kita dengar.

Dengan menggunakan filter ini seseorang tidak akan banyak mendapatkan QRM. Dengan menggeser frekuensi 500 hertz ke atas ataupun ke bawah, sudah akan terbebas dari gangguan orang lain dan sebaliknya tidak pula mengganggu orang lain.

Setelah frekuensi dipilih, maka sebelum mulai memanggil. Periksa terlebih dahulu apakah frekuensi itu bebas atau sedang dipergunakan dengan mengetuk beberapa kali: QRL? Bila ternyata tidak ada jawaban, yang berarti frekuensi bebas, maka dimulailah dengan panggilan umum, dengan misalnya mengetuk:

CQ DX CQ DX CQ DX DE YC6MYO YC6MYO  PSE K

Perlu diingat bahwa K berarti siapa saja boleh masuk, sedangkan KN artinya hanya stasiun yang dituju saja yang boleh masuk/kembali.

Kemudian setelah ada stasiun yang masuk, maka dilakukan QSO sebagaimana yang telah dihafalkan lagunya di atas tadi. Untuk pertama kalinya, kita dapat menggunakan catatan kalimat-kalimat yang akan diketuk. Sehingga tidak usah terlalu banyak mengingat-ingat, karena mengingat akan dapat memecahkan konsentrasi.

Pada tahap awal dapat dilakukan QSO yang pendek-pendek saja, sehingga lawan bicara akan mengikuti dengan QSO pendek. Kecepatan ketukan disesuaikan dengan kemapuan kecepatan penerimaan kita dan lawan. Disamping itu ketukan yang terlalu cepat akan mengurangi jumlah stasiun yang masuk. Ketukan di antara 15-20 WPM mempunyai peluang terbesar untuk memperoleh jawaban stasiun yang banyak. Khususnya dalam keadaan-keadaan dimana terdapat QRM yang tinggi, maka ketukan yang terlalu cepat akan sulit dibaca.

MEMBERIKAN SIGNAL REPORT

Pemberian laporan penerimaan atau yang sering disebut dengan RST (Readability, Signal strength and Tone) dimulai dikala radio belum mempunyai sinyal meter (S meter) dan dikala hampir semua komunikasi dilakukan dengan moda CW. Karena itu sebenarnya laporan penerimaan bersifat subjektif dengan membandingkan sinyal yang kita terima dengan perasaan kita, sehingga jika pada suatu waktu keadaan propagasi sangat payah dan jarum S meter kita tidak bergerak maka singnal strength yang diberikan tetap 1 bukan 0.

S meter mulai dipopulerkan oleh perusahaan pembuat radio bermerek Collins dan mereka membuat standar untuk S9 adalah 50μV sehingga sinyal yang lebih kuat dari itu di tera dengan ukuran dB diatas S9.

Bagi sistim RST yang masih kita pakai sampai saat ini tidak ada sinyal yang lebih kuat dari S9 karena angka 9 berarti sinyal yang sangat kuat, karena itu patutlah kita memahami makna dari sistim angka pada RST tersebut.

R untuk Readability dinyatakan dengan bilangan bulat 1-5.

S untuk Signal strength dengan bilangan bulat 1-9 dan

T untuk Tone dengan bilangan bulat pula dari 1-9.

Untuk R yang dinilai adalah kejelasan informasi yang diterima. Dalam kondisi tertentu signal bisa saja lemah akan tetapi jelas dan mungkin pula kuat akan tetapi sulit dibaca.

Arti simbol bilangan untuk readability adalah :

1 = Sama sekali tidak terbaca

2 = Tidak terbaca (dit dan dah tidak terpisah)

3 = Terbaca walaupun sangat sulit

4 = Terbaca dengan sedikit kesulitan

5 = Terbaca dengan tanpa kesulitan

Untuk S (Signal Strength) yang dinilai adalah kuat-lemahnya signal yang kita terima.

Arti simbul bilangan signal strength adalah :

1 = Tidak terasa adanya signal

2 = Sangat lemah

3 = Lemah

4 = Kurang kuat

5 = Hampir cukup

6 = Cukup

7 = Sedang

8 = Kuat

9 = Sangat kuat

Sering kita dengar dalam komunikasi phone para amatir radio memberikan signal report “S-kosong” (karena jarum meternya tidak bergerak), demikian juga sering report signal strength diberikan 20 dB atau terkadang ”Full”, karena meternya bergerak melewati S9, Hal tersebut adalah salah kaprah karena sistim laporan pada phone juga diadopsi dari sistim RST ini dengan menghilangkan unsur Tnya.

Untuk T (tone), yang dinilai adalah kemurnian frekuensi nadanya. Suatu nada yang parau berarti ia terdiri atas berbagai macam frekuensi dengan range yang lebar, sering juga disebut “tidak bulat”.

Arti angka tone adalah sebagai berikut :

1 = Parau sama sekali

2 = Sangat parau

3 = Parau

4 = Agak parau

5 = Masih banyak sekali ripple

6 = Masih ada ripple

7 = Nada hampir murni

8 = Hampir sempurna

9 = Sempurna (nadanya murni sekali)

Pada masa kini umumnya kwalitas pemancar sudah sangat baik sehingga jarang sekali kita mendengarkan nilai tone yang dibawah 9. kecuali kalau sudah keterlaluan, misalnya suaranya parau, maka baru tone report kurang dari 9.

Perlu diingat bahwa sebagian terbesar para award manager menganggap bahwa signal report minimum untuk keperluan validasi sebuah QSO untuk nugraha adalah 339.

Dalam keadaan propagasi yang kurang mengutungkan atau ketika kita menghadapi QRM atau QRN yang cukup besar, maka pemberian report dengan susunan angka-angka yang mudah ditangkap akan lebih praktis. Misalnya report 339 akan lebih praktis daripada report 429, report 449 akan lebih praktis daripada report 439 atau 349 dan sebagainya.

MENGELOLA FREKUENSI

Apabila kondisi propagasi baik, maka signal kita akan sangat kuat dan akan banyak stasiun yang tertarik untuk QSO, sehingga mungkin sekali kita menghadapi pile-up. Dalam keadaan demikian, maka yang perlu selalu diingat adalah bahwa operator harus tetap tenang. Harus tetap mampu menguasai frekuensi dengan baik. Jangan membiarkan mereka memanggil berkali-kali dengan tanpa respons sehingga akan menimbulkan kejengkelan mereka dan akhirnya frekuensi menjadi “crowded” sulit untuk dikendalikan.

Pada keadaan yang demikian, kita harus cepat memberikan repons terhadap panggilan mereka. Walaupun kita belum dapat membaca callsign secara lengkap salah satu dari mereka, maka menangkap sebagian dari callsign sudah cukup untuk segera respons.

Selanjutnya operator melakukan QSO pendek saja, yaitu dengan tanpa memberikan kata pendahuluan, informasi lainnya maupun kalimat penutup. Yang penting adalah mengetuk CALLSIGNnya dan memberikan REPORT.

Contoh: operator hanya dapat membaca dua huruf saja dari callsign-nya misalnya FH, maka segera memanggil dia dengan misalnya:

FH ? FH ? DE YC6MYO UR 599 KN

Maka dia akan melengkapi callsign-nya dan sekaligus memberikan report, misalnya:

YB6LD DE KA5FH UR 599 KN

Selanjutnya dibalas lagi:

KA5FH DE YC6MYO R 599 TU

Begitu seterusnya ………. TIDAK PERLU SULIT !

Rekan-rekan para amatir terutama DX-pedition, biasanya menghadapi pile up berat, mereka sering menggunakan frekuensi split, ialah transmit pada frekuensi tertentu dan mendengarkan pada frekuensi yang lain. Biasanya dia mendengarkan tidak berhenti pada satu frekuensi saja akan tetapi bergeser-geser dalam suatu range tertentu, satu atau dua kc Sehingga stasiun yang memanggilnya menyebar dalam batas frekuensi dengar tersebut. Dengan demikian dia dapat mendengarkan dengan lebih baik. Kecuali itu frekuensi transmitnya menjadi bersih, sehingga stasiun yang dipanggil dapat mendengar dengan jelas.

Untuk keperluan kita sehari-hari, maka main split ini rasanya masih belum diperlukan. Akan tetapi untuk mendapatkan stasiun-stasiun DX-pedition tersebut kita harus dapat pula QSO dengan dia dengan frekuensi split.

Biasanya mereka akan memberikan tanda ”up” atau ”up 5” yang berarti dia mendengarkan diatas frekwensi transmitnya, yang dalam contoh kedua dia mendengarkan pada 5KHz diatas frekwensi transmitnya.

MEMPERBAIKI KESALAHAN

Dalam keadaan propagasi yang kurang menguntungkan ataupun bila kita dihadapkan dengan QRM atau QRN yang cukup berat, maka lawan QSO dapat salah tangkap mengenai callsign kita. Misalnya dia memanggil YB5LD, yang seharusnya YB6LD. Perbaikan dapat dilakukan sambil memberikan report, misalnya:

KA5FH DE YC6… 6…. 6….MYO

UR RST 559 559

DE YC6MYO K

Yang diulang-ulang HANYA bagian yang salah saja, jangan mengetuk ulang bagian yang tidak salah.

Bila dia ragu-ragu tentang callsign kita dan dia bertanya, misalnya :

UR CALL YC6MYO? BK

Maka kita tidak usah berpanjang-panjang, cukup dengan:

R R R BK

Yang penting disini bahwa kita janganlah mengetok callsign kita kembali. Dalam keadaan propagasai kurang baik ketukan R lebih mudah didengar daripada QSL.

LANGSUNG TERJUN SAJA

Hambatan yang dialami oleh hampir setiap orang untuk memasuki dan menikmati dunia radiotelegraphy ialah hambatan pada saat awal. Perasaan takut kalau berbuat salah, takut kalau nanti diolok-olokkan dan sebagainya.

Cara untuk mengatasi hambatan tersebut sangat tergantung dari sifat pribadi masing-masing. Akan tetapi suatu cara yang efektif ialah dengan mengadakan QSO perdana dengan stasiun yang tidak mungkin dapat mengejek kita, misalnya dengan Asing.

Panduan belajar Kode Morse:

Untuk mulai belajar bunyi Kode Morse maka kita mengelompokkannya pada beberapa kelompak. Ada 8 kelompok karakter, 1 kelompok angka dan 1 kelompok tanda baca sebagai berikut ini:

Kelompok Bunyinya
1 E Dit
I Didit
S Dididit
H Didididit
2 T Dah
M Dadah
O Dadadah
3 A Didah
U Dididah
V Didididah
4 N Dadit
D Dadidit
B Dadididit
5 R Didadit
L Didadidit
F Dididadit
6 K Dadidah
C Dadidadit
Y Dadidadah
X Dadididah
7 W Didadah
J Didadadah
P Didadadit
8 G Dadadit
Z Dadadidit
Q Dadadidah
Angka 1 Didadadadah
2 Dididadadah
3 Didididadah
4 Dididididah
5 Dididididit
6 Dadidididit
7 Dadadididit
8 Dadadadidit
9 Dadadadadit
0 Dadadadadah
Tanda baca . Didadidadidah
, Dadadididadah
? Dididadadidit
/ Dadididadit
dadididididah
= Dadidididah
( Dadidadadit
) Dadidadadidah
Didadadadadit
Didadididadit
: Dadadadididit
; Dadidadidadit
+ Didadidadit
_ Dididadadidah

 

Belajarlah dengan mulai mengenal bunyi pendak dan panjang saja (kelompok 1 & 2) kemudian diikuti dengan kelompok 3 dan 4 mungkin pada hari ke dua. setelah itu latihlah gabungan kelompok 1,2 dan 3 kemudian 1,2,3 dan 4.

Pada hari ketiga tambahlah dengan kelompok 5, hari keempat kelompok 6 dan hari ke lima kelompok 7 dan 8 (selesai semua abjad).

Hari ke enam latih dengan mengabungkan dengan kelompok angka.

Pada hari ketujuh dapat ditambah beberapa tanda baca seperti titik, koma, garis miring dan tanda tanya (yang biasa digunakan dalam ber QSO).

Jika ingin mengikuti lomba ketangkasan menerima dan mengetuk kode morse maka seluruh kelompok tanda baca harus dikuasai.

Mulailah dengan meminta tutor untuk mengetuk kelompok-kelompok yang disebutkan diatas dengan kecepatan 18 WPM tetapi dengan spasi yang dijarangkan sehingga kecepatan efektipnya adalah sekitar 5 WPM. Jika sudah mahir spasi dapat dikurangi sehingga mendekati kecepatan aslinya. Sebaiknya latihan dimulai dengan menerima terlebih dahulu dan mengulangi bunyi yang didengar dengan melafalkannya sehingga refleks kita terbentuk dan terkoordinasi dengan bunyi yang kita dengar. setelah semua abjad dikuasai boleh dimulai belajar mengetuk. Perhatikan irama ketukannya serta spasi antar karakter serta kata agar yang menerima tidak kesulitan.

 

Dalam menulis apa yang didengar biasakan untuk menulis dari kiri ke kanan untuk setiap kelompok kata (kumpulan karakter) yang kita terima, amati spasi antar kata.

Contoh latihan:

Kelompok 1 dan 2

SIOHH IMEOE SOMTS SIOMH EOMTO EIHOE OSSMI SMOTM MOTOI ITIOT

TETMS EHTTM OTEMT OMIOM TITEE IIOOI IHEIO MIITS SEIIH MIHMI

ESOOM EHTEO EMHMT TSOIM MSMES ETSTT MESTE SMIIO EMTOI OSOME

 

Kelompok 1,2 dan 3

HOMHI THUST IMUSM UOESM HTEHA MSTSI UAOIS ASMAE EVHAE OASVT

VSIEU HMSHH SVUSO ATMOS USOAI MEOUO TMUVS HTMHH UHHHV UVTIS

HMHVO STUHA HOIMU MUUSH EMIVT AUAST TAIMO UAUOU SMVOT HOTMV

 

Kelompok 1,2,3 dan 4

HAMIS VSUIB ASMAD VNVIV HDHAN SMNAD NUDBN EHUUO OIOSS IHHDT

OVSEI EBDND SDMEH SAAHE BVMII ITUEO HHVTH TDUAM EISNN EOHUN

MUUND DSAAM ATAHA AOSOA DHTDU SMTBH EEAES HDDDB EUVTM HUUAV

 

Kelompok 1,2,3,4 dan 5

TBAAM TBLLI SBHBA LRBSF BVIBD NLEAI LTHLO BUTVA NNESU FEBOR

IRSSV IMAEV SRTHH VHIOH LORNF TUIAL EIRAH MAUDE UMTOA MERTE

BIOVV SEUHL OLBER MEHIT RFHOD TUUVA DVMAR LNUMO ESSOF ESVUS

 

 

Kelompok 1,2,3,4,5 dan 6

FBCXX KINDI KSULT AYMOI TRFKK IHAXN HLKUR ROOMS ILEVF VFOTV

OMBAM MARSD RRBEB TVTKA TCAYE UUXXO XCUST BATHU UONBO NNFBV

YUOIF TOEFV SOULC KFULX ETSLX FNEAU DUEAY LMMSY LTXUA YYNES

 

Kelompok 1,2,3,4,5,6 dan 7

CCEHN ERELA IIPYN AFCWU OJTCS XPMVX UMNWP EROOP LYUES XNCVE

IYFVV HIHIB CMUVX YUPXX PPBBB BCPUU ABXKA WFMME ICCHR KAFLE

ANYTA KDPJJ LUDFD TWFCL WNVHF CWBTR AYYDL HPFCY LLSYY FVPBB

 

Semua Abjad

HLVEB TGQHJ ICQKT HVYGN UXBBU VOBOB ZVTTU DAGUM DRRVQ WUNSV

MNWTG CGBED CPZSY TIQXM VMJQD MOLOX ROUIE GIFFP ELLYD GEUTT

PTSCD NAEXX TYCIY YALOV NJDXF IPRJK UCKKY FQJNF WLPBU OACZK

 

Semua Abjad ditambah dengan angka

0DCMV YTEB2 PN9V1 FA6CX 7I62R 97NI1 JRFZG 91349 MF84M 5F6H9

GI6YU 0OQQ1 KMDBW G6D1K DFPYL 438AA 16C73 QIM5M MI95C KFGJP

CSUBC AFLV6 YIDV4 JRUJG 4LDGU ZL4BP 8ZNVE 06JLU S6UQB 8OR5Z

 

Abjad + angka serta beberapa tanda baca penting

MHPUM AO?PE VWOQL D9R/? JFND1 69P7D JHQXE X201J 2SDN4 FENZF

EWLX9 20.DJ HPMO3 2TYZP UMVZY N/YLL 8MJ4/ ZK6KP RFPF3 MCA/H

9OEP9 WXP?B 268FH S.4W0 /XXAD 9.?9, PFQO7 12UTC Y5.KX 5N,C,

Translate »