Hafizh: Siswa Berprestasi Menciptakan System Tracking Satellite Portable
Muhammad Hafizh Nasution ( Sapaan akrab Hafizh), adalah siswa berprestasi yang duduk di Kelas 12 jurusan IPA MAN (Madrasah Aliyah Negeri) 1 Medan. Dia bersama teman-teman yang tergabung dalam grup extsrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) di sekolahnya telah menciptakan System Tracking Satelit Portable untuk kebencanaan, yang secara otomatis dapat mengikuti orbit satelit. Hafizh yang juga Amatir Radio penyandang Call Sign YC6IOV, bersama temannya (Research Team): Delvin Adli, Dio Al Iqbal, Zasqia Maharani, Muhammad Doni Anggara dan Meily Sofianti memulai experiment (Percobaan) pada tanggal 29 Desember 2022, hingga 24 Januari 2023. Alat tersebut berfungsi dengan sempurna pada saat uji coba yang dilaksanakan pada Tanggal 25 Januari 2023.
Pada saat wawancara melalui telepon, Hafizh bersyukur dan menuturkan terimakasih kepada Guru Pembimbingnya, Suhermansyah-YC6LHG yang selalu mendampingi (Mentoring) serta memotivasi mereka untuk menyelesaikan percobaan tersebut. Sebagai Team Leader, Hafizh juga mengucapkan terimakasih kepada anggota team yang telah bekerja sama dengan baik dalam mewujudkan karya mereka.
Dalam tulisannya, Hafizh menjelaskan fitur dan deskripsi hasil karyanya.
Rotator Satellite Tracking Portable merupakan alat untuk memudahkan komunikasi saat terjadi bencana alam. Portable Rotator Satellite Tracking dapat menangkap sinyal secara akurat berdasarkan orbit satelit. Alat ini terdiri dari software dan hardware yang diciptakan sedemikian rupa, sehingga dapat mengikuti gerak satelit secara otomatis berdasarkan orbit satelit itu sendiri, sehingga komunikasi melalui satelit dengan stasiun bumi dapat dioptimalkan.
Perangkat keras yang digunakan pada alat ini adalah antena satelit yagi (Dual Band VHF & UHF) cross band, pelacakan satelit rotator portabel, kabel data USB, kabel DC, radio transceiver (HT/RIG), komputer (PC). Perangkat lunak pada alat ini digunakan untuk menentukan posisi orbit satelit, sedangkan perangkat keras digunakan sebagai penggerak antena. Posisi dan orbit satelit dapat ditentukan melalui sistem yang menggerakkan antena melalui rotator. Dalam menentukan posisi, dibutuhkan data TLE (Two Line Element) dari PEØSAT dan NORAD (North American Aerospace Defence) yang diproses dengan algoritma SGP4/SDP4. Software tersebut dapat mengikuti posisi satelit yang berada pada sudut elevasi serta azimuth tertentu, sehingga arah antena dapat disesuaikan dengan posisi satelit. Perangkat lunak pada alat ini dijalankan oleh komputer yang terhubung dengan perangkat keras melalui port serial. Antena yang digerakkan oleh rotator secara otomatis bergerak ke arah satelit, walaupun satelit melakukan pergerakan secara terus-menerus.
Hafizh yang bercita-cita menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara) di BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) mengajak kaum milenial untuk terus berkiprah menghasilkan karya di bidang masing-masing untuk mengharumkan nama bangsa di pentas dunia. Untuk rekan-rekan Amatir Radio Hafizh berpesan, “Teruslah bergiat dibidang Amatir Radio. Sejatinya, seorang Amatir Radio harus melakukan experiment serta berinovasi. Negara kita rawan bencana, setidaknya kita dapat mendirikan antena dalam keadaan darurat untuk dukungan komunikasi bencana”. Imbuhnya.
Reyhan Hilmawansyah-YC0RWL, Bagian Penggalangan Pemula dan Milenial ORARI Pusat sangat mengapresiasi hasil karya Hafizh dan Teamnya. Melalui ujung telepon Reyhan menyampaikan “Inovasi seperti ini sangat cocok untuk negara kita yang yang rawan bencana, karena terletak di atas Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire), yang merupakan rangkaian gunung berapi aktif yang membentang di Samudra Pasifik, yang sewaktu-waktu bisa meletus, serta mengakibatkan gempa bumi dan tsunami. Kita harus melanjutkan penelitian/experiments yang telah dilakukan oleh Hafizh untuk menemukan inovasi-inovasi lainnya yang bermanfaat untuk Communication and Rescue (CORE)”. Pungkasnya
YC2CQO/YC1RDH