ORARI Jadi Pihak Pertama yang Berhasil Berkomunikasi dengan Jakarta Saat Banjir dan Longsor Aceh Tamiang
Jakarta, 28 November 2025 — Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) kembali menunjukkan kapasitasnya sebagai tulang punggung komunikasi darurat nasional. Pada hari pertama terjadinya bencana banjir besar dan tanah longsor di Kabupaten Aceh Tamiang, seluruh jaringan seluler dan listrik di wilayah itu lumpuh total. Di tengah isolasi penuh tersebut, ORARI—bersama unit Communication in Rescue & Emergency (CORE)—menjadi pihak pertama dan satu-satunya yang berhasil menjalin komunikasi dengan Jakarta.
Kontak awal dilakukan oleh stasiun amatir radio YB6CX milik Ichsan, anggota ORARI sekaligus personel CORE di wilayah Aceh. Ia berhasil menghubungi Stasiun Amatir Radio ORARI Pusat YH0A pada frekuensi emergency 7.110 MHz, yang sebelumnya telah dimintakan oleh ORARI kepada IARU Region 3 untuk dikosongkan di seluruh kawasan Asia Pasifik guna mendukung operasi penanganan bencana.
Dengan padamnya listrik dan tidak berfungsinya komunikasi seluler, para anggota ORARI dan CORE yang bertugas di lapangan mengoperasikan perangkat radio menggunakan genset portabel dan panel surya (solar cell)—peralatan standar dalam setiap operasi CORE.
Selanjutnya, Ketua Umum ORARI Donny Imam Priambodo, YB0DX, memimpin langsung Net Komunikasi Darurat CORE ORARI dari Jakarta. Melalui jalur radio ini, koordinasi kritis antara BPBD Aceh Tamiang, BNPB, serta titik-titik pemantauan lapangan berhasil disambungkan secara berjenjang.
Informasi situasi bencana, data korban, hingga koordinat lokasi warga yang terisolasi disampaikan secara real-time melalui jaringan CORE ORARI. Berkat alur komunikasi yang tidak terputus ini, dalam waktu kurang dari 24 jam, bantuan udara menggunakan helikopter berhasil dikerahkan ke lokasi-lokasi terdampak sesuai titik koordinat yang disampaikan melalui radio.
Peristiwa ini kembali menegaskan bahwa CORE ORARI merupakan elemen vital dalam komunikasi darurat nasional, serta membuktikan bahwa teknologi radio amatir tetap menjadi sistem paling andal ketika seluruh infrastruktur modern gagal berfungsi.
